Cherreads

Chapter 38 - Roda yang Mulai Berputar

Hari itu suasana pondok agak ramai. Salah satu motor tua milik pengurus pesantren tiba-tiba mogok di halaman depan. Beberapa anak mencoba membantu, tapi tak ada yang berhasil menghidupkannya.

"Coba kamu bantuin, Rangga," kata Ustadz Zaki sambil menunjuk ke arah motor.

Rangga maju pelan, membawa kotak alat seadanya. Ia jongkok di samping motor, menyentuh bagian mesin yang panas karena beberapa kali dicoba dihidupkan. Keringat mulai menetes dari pelipisnya, tapi ia tetap fokus. Tangannya bergerak cepat, mengecek busi, karburator, dan saringan udara.

Anak-anak lain mulai berdiri mengelilingi, penasaran. Beberapa menertawakan dari belakang.

"Paling juga gak bisa," bisik salah satu anak.

Tapi Rangga tak terganggu. Ia mengingat semua yang ia pelajari selama pelatihan. Setelah 20 menit, ia menutup kembali tutup mesin, lalu duduk di jok motor.

"Bismillah…" gumamnya, lalu menyalakan starter.

Broommm!

Mesin menyala. Semua yang ada di sekitar langsung bersorak. Ada yang tepuk tangan, ada yang hanya melongo. Motor yang tadinya diam, kini mengaum kencang di tangan Rangga.

Ustadz Zaki tertawa kecil dan menepuk bahu Rangga, "Hebat. Kamu bisa!"

Rangga hanya senyum kecil, tapi dalam hatinya meledak bahagia.

Itu adalah motor pertama yang berhasil ia perbaiki.

Sejak hari itu, banyak motor milik ustadz atau anak-anak pesantren yang minta dibantu diperiksa. Kadang cuma isi angin, ganti oli, atau setel rem. Tapi semua itu jadi ladang latihan nyata bagi Rangga. Ia mulai membuat buku catatan servis kecil, mencatat siapa yang ia bantu, dan apa kerusakannya.

Suatu malam, ia duduk sendiri di mushola, membawa buku catatannya sambil menatap langit.

"Ya Allah, ini baru permulaan. Bantu aku lanjutkan mimpi ini sampai punya bengkel sendiri," doanya dalam hati.

Dan sejak malam itu, Rangga percaya: roda hidupnya benar-benar mulai berputar ke arah yang baru.

More Chapters