Tapi aku tidak akan pernah menerima siapa pun yang mengancam kebebasanku. Di masa lalu, aku punya intelektualitas dan koneksi untuk melindungi kebebasanku ini... tapi sekarang, yang kumiliki hanyalah kemampuan fisik untuk menjaga kedaulatanku sendiri, dan aku sangat memahami betapa pentingnya hal itu.
"Jadi tenanglah. Mari kami anugerahkan berkat kepada Orb Operasi milikmu, dan hadirkan sebuah mukjizat. Setelah menggunakannya, kau pasti akan memahami anugerah Tuhan, dan mengucapkan kata-kata doa."
"Kata-kata doa?"
"Benar sekali. Kata-kata untuk memuji Tuhan yang telah dilupakan oleh para leluhurmu. Itu bukan salahmu karena tidak diwariskan."
"Tentu saja. Tapi itu tidak penting dalam pembahasan kita sekarang."
Bagaimana dia bisa sampai pada logika seperti ini? Tolong seseorang jelaskan padaku. Kalau bisa, lakukan sekarang. Aku tidak keberatan dengan terjemahan mesin atau verbal. Selain biaya untuk pekerjaan mendesak, akan kutambahkan tip juga. Jadi tolong, ada yang bisa menjelaskan apa yang sebenarnya coba dia katakan?
"Seperti yang kukatakan, Tuhan akan membuatmu mengucapkan kata-kata doa secara alami, membiarkan hatimu mendengar suara-Nya, sehingga kau bisa percaya pada mukjizat."
"...Ini terdengar seperti bentuk pencucian otak yang mengerikan."
Mari kita coba mengurai situasinya. Kumpulan iblis ini membuangku ke dunia ini. Itu sama saja dengan penculikan. Setelah melihat bahwa aku tidak menyerah, mereka memutuskan mencoba pendekatan baru. Yaitu dengan membiarkanku menggunakan Orb Operasi terkutuk. Semakin sering kugunakan, semakin jiwaku rusak? Makanlah kotoran sana.
Bukan cuma itu—yang paling parah adalah, jika aku ingin bertahan hidup di perang brutal ini, bahkan jika harganya mahal, sangat mungkin bahwa aku tidak punya pilihan selain menggunakannya. Mereka tahu itu... dan saat itulah aku telah skakmat.
Membakar rumah lalu berpura-pura jadi pemadam. Ini jauh lebih buruk dari perdagangan saham ilegal. Kalau cara barbar seperti ini dibolehkan, maka hukum dan keadilan telah lenyap dari peradaban. Mungkin aku harus bertindak sebagai perwakilan dari hukum dan keadilan umat manusia.
"Kami tidak mewajibkan apa pun. Ini hanya untuk membuatmu mengalami mukjizat Tuhan, dan berdoa dengan tulus kepada-Nya. Orb Operasi yang kau miliki sudah kami berkahi."
Luar biasa sekali permainannya dengan kata-kata. Melemparkanku ke medan perang di mana aku bisa mati kapan saja, lalu berkata ini tidak wajib? Ini sama saja seperti membuang seseorang ke gurun pasir dan menyuruhnya untuk tidak minum air. Itu sama saja dengan menyuruh mati. Dalam cara tertentu, ini bahkan bisa disebut intimidasi.
"Aku mengerti. Ngomong-ngomong, apa yang terjadi dengan tubuh asliku?"
"Kau dilindungi oleh anugerah Tuhan. Pergilah, berangkatlah dalam perjalananmu. Sebarkan nama Tuhan kepada umat manusia."
Setelah mengucapkan kata-kata menyeramkan itu, kesadaranku ditarik kembali ke 'dunia nyata.'
Aku tidak merasa senang sama sekali, karena di depan mataku adalah wajah manusia yang paling tidak ingin kulihat, beserta suaranya. Kalau aku adalah seorang perwira di Departemen Kehakiman Kekaisaran, aku akan menjatuhkan hukuman tembak mati pada orang gila ini. Aku sangat yakin saat ini, bahwa itu adalah demi kebaikan Kekaisaran dan pelaksanaan kewajiban serta tugasku.
"Tuhan telah turun ke tengah-tengah kita! Ini adalah mukjizat! Berkat akan diberikan kepada mereka yang percaya!"
Orang gila itu menatap dengan mata berbahaya yang seakan berteriak, "Akulah nabi baru." Tidak, bisa jadi dia sungguh percaya bahwa dirinya adalah seorang nabi.
"Direktur, tenanglah."
Tolong diam. Tidak perlu memamerkan dengan seluruh tubuhmu bahwa seorang ilmuwan gila bisa pindah kerja jadi fanatik agama. Tolong, enyahlah dari hadapanku.
"Ohh, Letnan Dua Tanya Degurechaff. Eksperimen ini sukses! Mari kita puji nama Tuhan bersama!"
Tapi hal yang menyedihkan adalah dia tetap seorang fanatik gila, dan masih gila seperti sebelumnya. Dia begitu terobsesi pada agamanya hingga otaknya rusak sepenuhnya.
"Ayo, ayo, biarkan aku menyaksikan mukjizat yang Dia anugerahkan!"
"Degurechaff ke pusat kontrol, apakah mantra pengendali Type 95 berfungsi normal?"
Aku berharap mereka bisa menghentikan eksperimen ini karena masalah teknis. Namun, ini adalah kutukan yang dijatuhkan oleh mereka yang memiliki kekuatan melampaui batas realitas. Harapanku hancur begitu saja. Ini menunjukkan betapa tak berdayanya umat manusia.
"Sejauh ini tampaknya normal. Tapi bisa jadi alat pengamatannya yang rusak."
"Itu mungkin saja. Tak ada pilihan lain. Segel Type 95 dan bawa kembali ke lab untuk diperiksa."
Itu luar biasa. Ketelitian adalah sifat yang tak tergantikan bagi para teknisi. Sulit bagiku memaafkan mereka karena tidak menyelamatkanku dan langsung mengevakuasi diri, tapi aku bisa menerima apa yang mereka lakukan sekarang. Bisa kupahami kalau mereka melakukannya demi bertahan hidup dan menghentikan eksperimen ini.
"Apa yang kau katakan?! Letnan, aktifkan sekarang juga!"
Seseorang tampaknya memprotes. Bajingan gila itu, apa dia tidak takut suatu hari akan tertembak karena salah sasaran?
Tidak, dia pasti sudah mengalaminya berkali-kali; bukankah dia seharusnya sudah mati sekarang? Kedengarannya tidak masuk akal, tapi apa dia anak buah dari Existence X dan kroninya? Aku sudah tahu dia adalah musuhku, tapi apa kita ini benar-benar musuh bebuyutan?
"...Sudah diaktifkan. Secara teori, ini akan berhasil atau meledakkan seluruh fasilitas ini bersama kita."
"Sulit tertawa mendengar leluconmu, Letnan."
Aku sama sekali tidak bercanda. Aku serius. Sudahlah. Karena ini adalah kutukan, jelas tak ada hal baik yang akan terjadi. Mana mengalir melalui sirkuit Orb Operasi dan mulai melakukan sinkronisasi empat inti.
Aliran mana-nya sangat mulus, dan sinkronisasi inti-nya begitu lancar hingga aku bahkan tidak perlu usaha untuk mengoperasikannya. Konsumsi mananya juga tanpa ragu sesuai dengan nilai teoritis.
Kuharap, kalau hanya menilai dari performanya, alat ini sangatlah kuat. Cukup kuat untuk mendapat pujian sebagai penemuan sempurna. Tapi sayangnya, benda ini terkutuk.
"Ohh, mukjizat dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Puji Tuhan. Puji nama-Nya yang mulia."
Aku meneriakkan kata-kata penuh emosi. Dalam sekejap itu, seluruh sel dalam tubuhku tak bisa menahan dorongan untuk memuji nama Tuhan.
"Berhasil? ...Tidak mungkin, sungguh berhasil!"
Aku baru kembali sadar setelah tim pengamat jatuh ke dalam pusaran keterkejutan dan berteriak penuh keheranan.
"...Apa yang baru saja kulakukan?"
Apa yang kupikirkan tadi? Apa yang kukatakan? Apa aku memuji sesuatu? Apa aku benar-benar memuji makhluk itu?!
"Ya, Letnan. Sepertinya kau akhirnya bisa memahami kekuatan dari iman. Ini benar-benar mukjizat."
"Mukjizat?"
"Puji kemuliaan Tuhan. Saksikanlah mukjizat ini."
Semuanya hingga saat ini seperti mimpi buruk. Setelah dikutuk dan mengalami situasi yang sangat tidak menyenangkan, akhirnya... akhirnya aku bebas. Tinggal sedikit lagi data yang perlu dikumpulkan. Asal tidak di tempat ini, aku tidak keberatan pergi ke mana pun. Aku hanya ingin menjauh.
Seolah mengabulkan keinginanku, Republik di barat bahkan sampai menyatakan perang terhadap kami. Pemberitahuan yang kutunggu-tunggu datang tepat ketika aku sedang berada di ambang keputusasaan terhadap dunia, membawa keselamatan bagi pikiranku.
Namun pada akhirnya, menjalani hidup yang tenang itu benar-benar terlalu sulit.
---
Catatan Kaki:
① [Granat Tangan 'Iblis Merah' Italia] adalah Granat Model 35 buatan Italia. Terkenal karena tingkat ledakan tak sengaja dan kegagalannya. Merupakan granat yang ditakuti oleh kawan maupun lawan.
Tautan: http://world-war-2.wikia.com/wiki/Model_35_Grenade
② [Hukum Murphy] Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Kapten Edward Aloysius Murphy, Jr. dari United States Army Air Corps, ia menyimpulkan bahwa "Apa pun yang bisa salah, akan salah." Yang kemudian berkembang menjadi pengamatan bahwa "Jika ada kemungkinan hal buruk terjadi, maka besar kemungkinan hal itu akan terjadi."
③ [Relik Suci] Adalah benda-benda seperti sisa jasad manusia atau alat-alat yang dianggap penuh mukjizat. Benda-benda ini sangat berbahaya, jadi mohon jangan menganggapnya enteng.